belut |
Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil
yang hidup atau terjatuh dalam air. Seperti serangga, siput, Cacing. Anak katak
dan anak ikan. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan
binatang lain.
Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti
antara lain Protozoa (Hewan bersel satu ), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik),
invertebrate mikroskopik ( hewan –hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil
). Sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing
siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.
Belut sebagai salah satu komoditas perikanan sebagian besar
memang mengandalkan tangkapan alam. Namun semakin lama tentu jumlahnya semakin
menipis. Maka untuk memenuhi permintaan pasar belut perlu diadakan budidaya
belut secara intensif dan ekonomis. Bisnis budidaya belut bisa dilakukan
sebagai usaha sampingan yang menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan
karena selain sidat, belut juga
dipasarkan eksport ke beberapa negara.
Dalam menekuni bisnis budidaya belut banyak pemula yang belum mengetahui
seluk beluk teknik budidaya belut, sehingga kurang memberikan hasil yang
memuaskan.
Ada beberapa kendala dan kasus yang sering ditemui dalam
melakukan budidaya belut. Diantara permasalahan tersebut misalnya belut tidak
bisa besar, belut banyak yang mati dan lain-lain. Untuk menanggulangi
permasalahan tersebut perlu pengetahuan teknik budidaya belut yang cukup.
Kebutuhan Media Budidaya Belut
Media pemeliharaan untuk budidaya belut bisa berupa kolam
semen, kolam terpal, atau bahkan drum bekas. Yang penting belut tidak lari
keluar media. Ukuran kolam juga disesuaikan dengan ketersediaan lahan , dan
tentunya ini berkaitan pula dengan jumlah bibit belut yang akan ditebar. Selain
itu kolam untuk budidaya belut diupayakan menyerupai habitat aslinya.
Untuk membuat demikian , media pada kolam diisi dengan tanah
sawah atau Lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (
sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan ), jerami padi, cincangan pisang, pupuk
Urea, dan pupuk NPK, dengan perbandingan sebagai berikut :
Lapisan pertama
paling bawahjerami padi setinggi 40 cm
Diatas jerami
ditaburi secara merata pupuk Urea 5 Kg dan NPK 5 Kg
( Untuk ukuran
kolam 500 cm X 500 cm, apabila kolamnya lebih besar atau lebih kecil ukuran
ini, perbandingan pupuk diatasdapat dijadikan patokannya )
Lapisan kedua tanah
/ Lumpur setinggi 5 cm
Lapisan ketiga pupuk
kandang setinggi 5 cm lapisan keempat pupuk kompos setinggi5 cm
Lapisan keempat
tanah / Lumpur setinggi 5 cm
Lumpur kelima
cincangan batang pisang setinggi 10 cm
Lapisan Keenam
tanah / Lumpur setinggi 15 cm
Lapisan ketujuh air
setinggi 10 cm
Diatas air ditanami
secara merat enceng gondok sampai menutupi ¾ permukaan kolam.
Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan
media pemeliharaan tersebut selama 2 ( Dua ) minggu agar seluruh media
mengalami proses permentasi. Dan setelah 2 ( Dua ) minggu slesai poroses
permentasinya maka benih / bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan
tersebut.
Pemilihan Bibit Belut
Untuk mengoptimalkan hasil panen dalam budidaya belut
diperlukan teknik pemilihan bibit yang baik dan tepat, sehingga diperoleh belut
berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Anggota tubuhnya
masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan,
Gerakan tubuhnya
lincah dan agresif.
Penampilannya sehat
yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas jika di pegang
Tubuhnya berukuran
kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan
Usianya berkisar 2
bulan – 4 bulan
Belut mempunyai kelamin ganda (Hermaprodit) pada
kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan
dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina. Sedangkan belut
yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dan karena sifat – sifat belut serupa
itu, maka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci.
Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering
terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri. Induk
belut yang baik dapat dikenali dari penampilannya. Untuk mengetahui induk belut
yang baik, berikut diberikan cirri-ciri induk belut jantan dan induk belut
betina.
Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut
mencari makanannya. Untuk itu belut mnyergap mangsanya dengan membuat lubang
perangkap. Lubang ini dibuat denganmenggali Lumpur, baik ditepian perairan
maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan
memanjang seperti terowongan. Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu
membengkok dan mendatar.
Pemanenan Belut
Untuk memanen belut, diperlukan ketepatan waktu panen dan
cara panen. Wadah penampungan juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil
panen di lokasi penjualan.
Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai
penaburan benih minimal 3 bulan ( Sisitem dengan pembesaran ) dengan jumlah
perkilonya sekitar 20 sampai 30 ekor. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar eksport
dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan ( sistem dengan pembesaran ) dengan
jumlah perkilonya dibawah 7 ekor
Salah satu varian belut yang mulai banyak dibudidayakan
adalah jenis belut super. Berbeda dengan belut pada umumnya, belut super
memiliki ukuran lebih besar. Ukuran lingkar tubuhnya mencapai 6,5 cm dengan
panjang sekitar 50 cm.
Herman Susilo, salah seorang pembudidaya belut super asal
Malang, Jawa Timur, menyatakan, bobot tiga ekor belut super bisa mencapai 1 kg.
Belut ukuran jumbo ini banyak dicari pengusaha restoran dan makanan ringan.
"Kalau tidak budidaya, susah dapat belut super ini, padahal, pasarnya
lebih menjanjikan," kata Herman.
Saat ini, Herman memiliki lima kolam lumpur tempat budidaya
belut super. Setiap kolam berukuran sekitar 2x5 meter. Dengan pemberian pakan
rutin, Herman bisa memanen belut setiap tiga atau empat bulan sekali. Jadi
dalam setahun bisa empat kali panen.
Saat panen, setiap kolam bisa menghasilkan 250 kg belut
super. Harga setiap kilonya sekitar Rp 30.000-Rp 35.000. Dengan harga tersebut,
omzet yang didapatnya sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta setiap kali panen. Adapun
laba bersihnya sekitar 50 persen dari omzet.
Biaya produksi yang dikeluarkan lebih banyak untuk
pembibitan. Setiap satu kg bibit belut super ini dijual seharga Rp 40.000.
"Sementara pakannya lebih banyak pakan alami, seperti kodok dan
cacing," katanya.
Ia menghindari pemberian pelet karena justru dapat menghambat
pertumbuhan belut. Selain budidaya belut hingga siap jual, belakangan ia juga
mulai melayani penjualan bibit belut super.
Pemain lainnya adalah Prabowo dari Yogyakarta. Ia
membudidayakan belut super sejak 2010. Saat ini, ia fokus menjual bibit belut
super seukuran 15-20 cm. “Karena kalau bibit setiap bulan bisa langsung jual,
sementara kalau tunggu besar itu sampai tiga bulan,” ujarnya.
Bekerja sama dengan petani, ia membudidayakan belut ini di
pinggiran sawah. Omzetnya dalam sebulan mencapai Rp 8 juta. Karena bekerja sama
dengan pemilik sawah, laba yang didapatnya hanya 20 persen-30 persen.
"Jadi saya berbagi dengan pemilik sawah," ujarnya.
Budidaya belut super belakangan semakin digandrungi. Maklum,
selain tingginya permintaan pasar, budidaya belut ini juga tidak sulit. Herman
Susilo, pembudidaya belut super dari Malang, Jawa Timur bilang, hal utama yang
mesti diperhatikan adalah pemberian pakan.
Menurutnya, asupan pakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan
belut. Ia menyarankan, sebaiknya belut super lebih banyak diberikan pakan
alami, seperti keong, katak, atau cacing ketimbang pakan buatan. "Pakan
alami membantu pertumbuhan lebih cepat," kata Herman.
Dengan pakan alami, belut super bisa lebih cepat dipanen
karena pertumbuhannya juga menjadi lebih cepat. Jika diberi pakan buatan, belut
super baru bisa dipanen dalam waktu enam hingga tujuh bulan sejak awal
dipelihara. "Tapi dengan pakan alami bisa panen setiap tiga hingga empat
bulan," jelasnya.
Selain itu, kecukupan pakan juga harus diperhatikan. Sebab,
bila jumlah pakan kurang bisa menyebabkan terjadinya kanibalisme antar belut.
Untuk itu, ia menyarankan pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali dalam
sehari.
Untuk metode budidayanya sendiri ada dua cara. Yakni,
menggunakan media kolam lumpur dan menggunakan bubu bambu di sawah. Herman
sendiri menggunakan media kolam lumpur. Langkah pertama yang harus dilakukan
tentu menyiapkan kolamnya. Kolamnya
sendiri tak perlu terlalu lebar. Cukup dengan diameter 2x5 meter sudah bisa
menampung 50 kilogram (kg) bibit belut. Saat panen, bibit sebanyak itu bisa
menghasilkan bobot 250 kg.
Setelah kolam jadi, lalu masukkan gedebok pisang dan jerami.
Lalu masukkan pupuk kandang untuk mempercepat pembusukan gedebok pisang dan
jerami. "Ketika sudah membusuk bisa jadi santapan tambahan belut,"
katanya.
Setelah pakan tambahan siap, lalu lanjutkan dengan pemberian
lumpur kering. Setelah itu, masukkan air dengan kedalaman minimal 15 centimeter
(cm). "Proses pembusukan gedebok pisang dan jerami terjadi sekitar dua
minggu setelah air masuk," jelasnya. Setelah terjadi pembusukan, maka
benih siap dimasukkan.
usaha sampingan beternak belut menghasilkan jutaan rupiah | lubangbelut.blogspot.com
baca juga :